Rabu, Januari 24, 2018

Booting Ubuntu Lambat? Coba Solusi ini, Tips Mempercepat Booting Ubuntu

Booting Ubuntu Lambat? Coba Solusi ini, Tips Mempercepat Booting Ubuntu 


Migrasi ke Ubuntu gara-gara windows sangat lambat baik booting, restart, maupun shutdown? Kalau benar berarti anda sama seperti saya, tapi kalau sudah migrasi ke Ubuntu menemui masalah yang sama seperti windows yakni sangat lambat booting, restart dan shutdown apa yang harus kita lakukan? 

Nah, tips berikut ini mungkin bisa membantu anda yang mengalami masalah seperti saya, muncul problem seperti di windows karena saya banyak melakukan instalasi dan seringkali crash saat menjalakan beberapa program, mungkin tidak berpengaruh, hanya saja pada saat booting, restart, dan shutdown baru merasakan ada yang berbeda, yups kok tambah lemot, hahahaa. 

*image from youtube.com

Solusi Pertama

Install software stacer, merupakan solusi pertama karena kita akan cek startup application dan junk file yang mungkin saja berpengaruh terhadap sistem Ubuntu kita.

*Install Stacer

Kunjungi situs http://www.ubuntoid.com/install-stacer-system-optimizer-ubuntu-16-04/. Secara gamblang download file .deb stacer kemudian eksekusi file tersebut menggunakan perintah sudo dpkg --install namafile.deb

Kalau sudah terinstall berikut sedikit settingan yang perlu diperhatikan ...

System Cleaner pada Stacer - Booting Ubuntu Lambat? Coba Solusi ini, Tips Mempercepat Booting Ubuntu
System Cleaner pada Stacer

System Cleaner pada Stacer - Booting Ubuntu Lambat? Coba Solusi ini, Tips Mempercepat Booting Ubuntu

System Startup pada Stacer - Booting Ubuntu Lambat? Coba Solusi ini, Tips Mempercepat Booting Ubuntu
System Startup pada Stacer

Jadi pada solusi pertama ini kita benahi system cleaner dan startup, sehingga bisa sedikit meringankan system dari Ubuntu sendiri. 

Kok masih lemot ya? Santai, masih ada solusi kedua dan yang paling ampuh.

Solusi Kedua

Pada solusi kedua ini kita akan mencoba memodifikasi file /etc/fstab. File tersebutlah yang berhubungan dengan swapfile kita, maka dari itu  kalau terjadi slow pada saat booting, restart, maupun shutdown pada sistem Ubuntu cobalah untuk mengecek file /etc/fstab. 

nano /etc/fstab


Selanjutnya modifikasi file berikut ... Tapi sebelumnya backup terlebih dahulu file /etc/fstab sebelum memodifikasinya.

dibawah # swap was on beri tanda # diawal UUID untuk mendisable swap yang mungkin saja penyebab slow.

dibawah # swap was on beri tanda # diawal UUID untuk mendisable swap yang mungkin saja penyebab slow.

menjadi seperti ini ... jangan lupa di  save.

dibawah # swap was on beri tanda # diawal UUID untuk mendisable swap yang mungkin saja penyebab slow.

Modifikasi tersebut akan menonaktifkan swap, jadi kita lihat before after apakah terdapat perbedaan. Kalau lebih cepat maka selamat swap
anda yang bermasalah.

Ada satu alternatif lagi, kalau step tadi mendisable swap, maka kali ini kita akan cek UUID swap dengan menggunakan perintah sudo blkid. kalau swap UUID berbeda pada /etc/fstab maka kita harus menggantinya secepat mungkin atau sistem Ubuntu kalian akan lambat selamanya.

cek UUID swap dengan menggunakan perintah sudo blkid

disable UUID yang lama (yang salah, hehehe) kemudian tambahkan baris baru menggunakan UUID yang singkron dengan sudo blkid

Okey, sekian tips Ubuntu kali ini semoga bisa bermanfaat ya, salam linux salam satu jiwa. See you next post guys.

Sabtu, Desember 16, 2017

Perbedaan Switch dan Hub, Simak Perbedaannya Menggunakan GNS3 dan Wireshark

Perbedaan Switch dan Hub, Simak Perbedaannya Menggunakan GNS3 dan Wireshark


Menulis adalah salah satu cara menusia untuk mendokumentasikan sesuatu yang dianggap penting, karena akan tiba saatnya ingatan akan hal tersebut menghilang. Berpegang pada prinsip tersebut kali ini saya akan membagikan sebuah pengetahuan fundamental dan juga cara pembuktiannya mengenai perbedaan switch dan hub. Pastinya penasaran kan? Oke langsung saja kita mulai pembahasannya ...


Perbedaan Switch dan Hub, Simak Perbedaannya Menggunakan GNS3 dan Wireshark


--- Switch ---

Berbicara mengenai switch, switch merupakan device yang berada pada layer 2 pada networking model TCP/IP Layer saat ini. Dengan kecepatan port saat ini support 100-10Gbps. FYI, sekarang networking model yang digunakan adalah TCP/IP bukan OSI layer, banyak yang salah kaprah tentang ini. Karena masuk pada layer 2, maka switch ini bisa menelaah dengan baik alamat fisik yang disebut MAC (Media Access Control) Address.

-- Cara Kerja Switch ---

Langsung saja kita buktikan bagaimana cara kerja switch, perhatikan topologi berikut  ini ...

Langsung saja kita buktikan bagaimana cara kerja switch, perhatikan topologi berikut  ini

Karena PC4-6 terhubung ke switch maka otomatis mereka masuk kedalam satu broadcast domain, maka dari itu kita tidak memerlukan yang namanya gateway. Berbicara mengenai collision domain, jumlah collision domain pada switch tergantung pada berapa jumlah port yang aktif, dari gambar tersebut kita sudah bisa menyimpulkan bahwa jumlah collision domainnya adalah 3. 

Perlu diketahui  bahwa semua  PC dalam keadaan fresh belum pernah terhubung ke PC  manapun atau lebih mudahnya arp cache mereka kosong. Perhatikan step berikut ...

PC5 ping ke PC4 maka, 

1. PC5 akan mengirimkan Broadcast ARP Request ke interface e0 Switch.
2. Switch menerima informasi ARP request dan menyebarkannya ke semua port kecuali port yang terhubung ke PC5 (incoming port).

Switch menerima informasi ARP request dan menyebarkannya ke semua port kecuali port yang terhubung ke PC5 (incoming port).

3. Kemudian PC4 akan mengirimkan ARP reply ke Switch dan Switch akan meneruskan ke PC5.

Kemudian PC4 akan mengirimkan ARP reply ke Switch.

Sebelum PC5 ping ke PC4 mac address table Swich masih kosong, nah sekarang coba kita cek ..

Sebelum PC5 ping ke PC4 mac address table Swich masih kosong, nah sekarang coba kita cek

Nah inilah kelebihan dari Switch bila dibandingkan dengan Hub, karena Switch memiliki mac address-table sedangkan Hub tidak. Jadi apabila ada incoming frame dengan alamat yang ada pada mac address table maka Switch tinggal membacanya dan meneruskan ke port tujuan bukan semua port seperti apa yang dilakukan Hub. 

Bagaimana dengan proses ARP Request dari PC5? apakah akan dilakukan terus ketika PC5 ping PC4 lagi? Jawabannya tidak dong, jelas ketika PC4 reply maka arp cache akan disimpan, tetapi ada expired timenya, jadi apabila tidak ada aktifitas koneksi maka arp cache akan dihapus otomatis, dan PC5 akan melakukan ARP Request kembali, seperti itu.

show arp command


--- Apakah Switch akan melakukan Broadcast terus menerus ? --- 

Pembahasan menarik berikutnya adalah apakah switch akan membroadcast destination mac? ya betul, tetapi hanya dilakukan ketika mac address-table switch tidak memiliki database tujuan mac. Setelah database didapatkan maka switch hanya akan meneruskan frame ke port dengan mac yang sesuai dengan mac tujuan. 

Skenario yang sama, PC5 ping ke PC4. Pada interface PC5 e0 >> switch e0/0 ini yang terjadi, tentu saja dia merequest ARP.

Skenario yang sama, PC5 ping ke PC4. Pada interface PC5 e0 >> switch e0/0 ini yang terjadi, tentu saja dia merequest ARP.

Lalu pada interface switch lainya apa yang terjadi?

Pada interface switch yang terhubung ke PC6 ini yang terjadi ...

Pada interface switch yang terhubung ke PC6 ini yang terjadi ...

Dia akan menerima broadcast, oy siapa yang punya alamat 172.16.100.4 ? Karena PC6 tidak mempunyai maka diam saja, wkkwkkw sombong juga nih, tapi dengan ini berarti dia tidak melakukan ARP reply ke switch.

Pada interface switch yang terhubung ke PC4 beda cerita ...

Pada interface switch yang terhubung ke PC4 beda cerita ...

 PC4 japri PC5 hahaha, bahasa gokilnya seperti itu, eh PC5 gak baca pesannya dia broadcast lagi, dan terakhir PC4 kembali japri PC5 bahwa dialah yang mempunyai ip address 172.16.100.4/24

PC4 japri PC5 hahaha, bahasa gokilnya seperti itu, eh PC5 gak baca pesannya dia broadcast lagi, dan terakhir PC4 kembali japri PC5 bahwa dialah yang mempunyai ip address 172.16.100.4/24

Jadi resume dari  pembahasan mengenai Switch ini adalah sebagai berikut :
- Switch bekerja pada Layer 2 TCP/IP Model.
- Switch mampu menelaah mac address dan memiliki mac address-table.
- Switch akan broadcast ke semua port kecuali port incoming untuk mendapatkan database mac yang belum ia punyai.
- Switch hanya akan meneruskan ke port tujuan dan tidak akan meneruskan frame ke semua port.
- Jumlah port aktif Switch sama dengan Jumlah Collision Domain.
- Semua port aktif/tidak aktif Switch sama dengan Satu Broadcast Domain, terkecuali terdapat VLAN.


Aye, Sekarang kita melangkah ke Hub

--- Hub ---

Hub merupakan perangkat yang berada pada layer 1 dengan kecepatan port hanya 10BaseT (10Mbps). Hub tidak mengenal mac address, jadi dia bekerja mirip seperti repeater, hanya meneruskan ke semua port kecuali incoming port.

-- Cara Kerja Hub ---

Untuk menjelaskan cara kerja hub cukup cepat dan mudah, sebelum itu perhatikan topologi berikut ..

 -- Cara Kerja Hub ---

Sekarang coba ping dari PC1 ke PC3 dan liat apa yang terjadi pada interface e1, e0, dan e2 Hub menggunakan Wireshark. Lets goo ...

Sekarang coba ping dari PC1 ke PC3 dan liat apa yang terjadi pada interface e1, e0, dan e2 Hub menggunakan Wireshark. Lets goo ...

Semua sama, hahaha inilah salah satu dampak negatif menggunakan hub. Ketika ada request maka akan di flood ke semua port begitu seterusnya, jadi ibarat seperti mendengarkan suara yang tidak kita inginkan namun terus  saja masih terdengar, solusi buat penghalang alias ganti hub ke switch. 

Stepnya seperti ini ...
1. Ketika PC1 ping ke PC3 maka PC1 akan mengirimkan ARP request ke Hub. 
2. Hub kemudian membroadcast ke semua port kecuali port masuk. 
3. PC3 mengirimkan ARP reply ke hub, nah si hub ngirim lagi ke semua port kecuali port PC3. 
4. Jika kita melakukan ping ulang, maka semua client yang terhubung akan mendapatkan copy informasi yang sebenarnya tidak dikehendaki, seperti itu kawan.

--- Kesimpulan Hub ---

1. Hub merupakan perangkat layer 1 TCP/IP model.
2. Hub hanya meneruskan informasi  saja.
3. Hub tidak memiliki mac address table.
4. Jumlah port aktif/pasif Hub sama dengan Satu Collision Domain.
5. Jumlah port aktif/pasif Hub sama dengan Satu Broadcast Domain.

Nah, sudah jelas ya? Apalagi  disertai penjelasan menggunakan Wireshark harusnya sudah paham sekarang. Oke sekian postingan "Perbedaan Switch dan Hub, Simak Perbedaannya Menggunakan GNS3 dan Wireshark". Semoga bermanfaat dan see you next time ...

Finally JNCIA, Cara Ujian di Pearson Vue dan Tips lulus Ujian JNCIA

Finally JNCIA, Cara Ujian di Pearson Vue dan Tips lulus Ujian JNCIA 





Memasang target CCENT sebenarnya pada tahun 2018 ke depan, sudah persiapan sedari mulai magang, entah kenapa malah tertarik dengan dunia Juniper karena awal masuk magang memang sering ngelab Junos, yups di tempatku magang perangkat client menggunakan Juniper semua, so mau gak mau harus nelen ilmu Junos. 

Kalau kita mau lulus JNCIA kembali tanyakan pada diri sendiri sudah sejauh mana pemahaman dan konsep networking dasar, sebab kalau belum kembalilah ke Cisco atau Network+ pelajari network dasar seperti OSI Layer, proses enkapsulasi dekapsulasi, subnetting, vlsm, cidr. 

Finally JNCIA, Cara Ujian di Pearson Vue dan Tips lulus Ujian JNCIA


Cara daftar Ujian di Pearson Vue

- Buat akun dulu dong pastinya, dan harus diperhatikan apabila namamu ada tiga kata maka jangan gunakan middle name, dijamin gak nampil di sertifikatnya nanti, masukan saja di first name. Sebagai contoh ...

First Name : Hardiyan Kesuma
Middle Name : (biarin kosong)
Last Name : Ramadhan

- Terus  pastikan kode ujian, misal JNCIA adalah JN0-102.
- Carilah tempat ujian terdekat misal kalau di Semarang ada IKIN, Jogja ada Inixindo, Jakarta ada Netcampus.
- Kemudian pastiin pembayarannya, kalau gak punya kartu kredit bisa menggunakan voucher atau cari tempat ujian pearson vue yang menerima pembayaran via rupiah (pasti harganya beda dengan yang bayar sendiri).


Persiapan Menghadapi Ujian JNCIA 

- Download materi study guide JNCIA wajib diprint dan ditelaah jangan dihapal melainkan dipahami konsepnya.

JNCIA Study Guide >> https://www.juniper.net/assets/fr/fr/local/pdf/study-guide/study-guide-jncia.pdf

JNCIA Study Guide Part 1 dan Part 2 (From Learning Portal Juniper) >> https://cuongquach.com/download-ebook-juniper-junos-study-guide.html

- Saranku boleh boleh saja menggunakan dump tapi jangan beli kalau ga ada yang kasih ga usah pake dump, percuma menggunakan dump karena realitanya pemahamanlah yang akan mengantarkan kita ke gerbang kesuksesan

- Jangan terburu deadline ujian, ini berbahaya, tanyakan dirimu tentang kesiapan, kalau belum jangan memaksakan, kembali baca materi dan ngelab ngelab dasar Juniper.


Akhir kata, selamat berjuang teman-teman, jangan patah semangat, buat yg sedang di jalur perang CCNA, kita juga samaan, hahahhaa. Tahun 2018 minimal pasang target CCENT (Lulus ICND-1).

JNCIA official cert

Minggu, Oktober 29, 2017

Tips dan Trik Lulus Ujian MCTRE (Mikrotik Certified Routing Engineer)

Tips dan Trik Lulus Ujian MCTRE (Mikrotik Certified Routing Engineer)


Salah satu sertifikat dalam kancah networking yaitu Mikrotik, perlu digaris bawahi bahwasanya mikrotik di Indonesia penggunaanya kebanyakan pada end user seperti, RT/RW Net maupun di Warnet atau Tempat game online. Nah, kalau di tingkat perusahaan/corporate Juniper dan Cisco lah yang bertindak. Tetapi perlu diingat yaitu, semua pada dasarnya adalah Network Fundamental. 

Nah, apabila kita mengambil sertifikasi, yang paling pertama aku saranin ambilah Mikrotik, kenapa? Karena kebanyakan dalam training Mikrotik sudah termasuk biaya exam lho, belum lagi dalam mengerjakan ujiannya juga boleh buka buku, browsing-browsing, pokoknya cocok untuk yang baru belajar dalam dunia networking. 

Mikrotik Academy

Oke, back to topik, aku ambil MTCRE sebenarnya udah lama nih, sekitar pertengahan tahun ini. Nah, untuk MTCRE sendiri sama kok tipsnya seperti MTCNA, kitab saktinya adalah wiki mikrotik.

kitab saktinya adalah wiki mikrotik.


Misal ada pertanyaan tentang routing decision seperti dibawah ini ...

Tinggal masuk ke Wiki Mikrotik, kemudian masukan keyword preference (untuk keyword up to pemirsah, hehehe)

Tinggal masuk ke Wiki Mikrotik, kemudian masukan keyword preference (untuk keyword up to pemirsah, hehehe)

Tinggal masuk ke Wiki Mikrotik, kemudian masukan keyword preference (untuk keyword up to pemirsah, hehehe)

Trus misal pillih yang Route Selection,

Trus misal pillih yang Route Selection,


dan here we go, inilah jawaban yang sudah tercantum di kitab mikrotik.

 dan here we go, inilah jawaban yang sudah tercantum di kitab mikrotik.

Kalau route selection yang highest priority pilihlah yang paling rendah, berdasarkan soal diatas dan pembahasan dari kitab mikrotik jawabannya adalah connected route dengan distance 0.


Nah, mudah kan? Mikrotik cuman gituan aja kok, gak se extreme macam CCNA atau JNCIA. Biar lebih semangat nih aku kasih sertifikatku, hehehe. Buat penyemangat aja nih, gak maksud sombok kok, cheers :)

MCTRE (Mikrotik Certified Routing Engineer)


Untuk Outline materi MTCRE bisa diunduh lewat link ini.
Setelah diunduh jangan didiemin, dibaca terus cari materinya di Wiki Mikrotik. Saranku sih sebelum training MTCRE usahakan sudah baca2 ya, biar pas ujian lebih banyak persiapannya.


Oke teman-teman, itulah tips dan trik untuk lulus MTCRE dari aku nih, semoga bisa bermanfaat dan nantikan tips networking lainnya, bye ...

Sabtu, Juli 15, 2017

Mengenal Layer OSI (Open System Interconnection)

Mengenal Layer OSI (Open System Interconnection)


Selamat malam temen-temen, sebelumnya mimin mengucapkan mohon maaf lahir dan batin ya, maaf telat, hehehe. Dan pada hari ini kita akan belajar tentang Layer OSI atau dalam bahasa indonesia yaitu lapisan OSI. Nah, untuk para pemain network (network engineer) penting sekali untuk bisa menjabarkan fungsi dari masing - masing layer, karena tiap diagnosa masalah jaringan akan mudah diselesaikan bila kita sudah paham betul lapisan OSI. 

Mengenal Layer OSI (Open System Interconnection)


Sekilas tentang layer OSI. OSI (Open System Interconnection) dibuat oleh ISO (International Organization for Standardization). Tujuan dibuatnya OSI ini karena dulu itu apabila perangkat jaringan kita menggunakan brand IBM, maka semua perangkat harus IBM semua, nah ini menimbulkan problem yang cukup complicated nih, maka dari itu dibuatlah OSI ini, dengan OSI layer ini semua  perangkat jaringan walaupun berbeda brand tetap bisa saling berkomunikasi karena sudah menggunakan standar komunikasi yang sama yaitu OSI layer. 

Sekilas tentang layer OSI

Oke kita mulai mengupas satu per satu layer nih temen-temen, kita mulai dari paling atas dulu ya ..

Layer 7 (Application)
Mudahnya untuk mengidentifikasi layer ini adalah apa yang kita lihat dilayar komputer, misal kita browsing menggunakan browser chrome, nah protokol-protokol pada browser seperti FTP, HTTP, DNS lah yang bekerja. Semua layanan end-user tersedia di layer 7 ini sepert websites, file transfers, chat, e-mail, remote access, dan network management.

Layer 7 (Application)

Layer 6 (Presentation)
Layer ini bertanggung jawab pada data representation, encryption and decryption, dan konversi. Simpelnya seperti ini agar gambar bisa dibuka di end user maka harus kita buat formatnya ke dalam JPEG. Begitu pula bila file musik, MPEG.

Layer 5 (Session)
Layer Session bertanggung jawab pada komunikasi dalam mesin. Dalam artian membentuk proses proses komunikasi antara perangkat jaringan, mengontrol dialog (koneksi) antara komputer. Agar lebih mudah dipahami akan saya jabarkan seperti ini, misal kita membuka sebuah situs website, nah didalamnya terdapat konten flash, jpg, dll. Nah, untuk mendapatkan file tersebut browser akan membuka sesi baru untuk mendownload file tersebut sehingga website akan ditampilkan full sesuai dengan file flash, jpg yang tersedia pada server website yang biasanya terpisah, maka disinilah peran Layer 5 (Session) bekerja.

Layer 4 (Transport)
Lapisan Transport mengatur end-to-end connections dan reliability, flow control. Mudahnya seperti ini, layer ini memecah data menjadi paket-paket data pada sisi pengirim lalu diurutkan sehingga pada
sisi penerima bisa disusun ulang kembali. Ada dua protokol yang bekerja pada lapisan ini yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol). Apa sih perbedaan mendasar kedua protokol ini? TCP (connection-oriented) contoh mudahnya adalah ketika kita mendownload file, nah apabila ada file yang belum terdownload ataupun rusak, maka sisi penerima akan meminta kembali paket data yang rusak, begitu seterusnya. UDP (connectionless) bekerja pada saat kita streaming video di youtube, yups karena bersifat connectionless maka UDP tidak peduli apakah paket data yang ia kirim sudah diterima dengan baik oleh sisi penerima atau belum, jadi outputnya videonya akan buram apabila koneksi kita jelek. Protokol data unit di layer ini disebut Segment.

Layer 3 (Network)
Lapisan yang identik dengan para network engineer karena berhubungan dengan penentuan jalur dan pengalamatan logikal. Paket akan dikemas kemudian diberi alamat, jalur terbaik sesuai protokol routing yang dijalankan, dan juga diberi header. Protokol yang bekerja pada lapisan Network diantaranya ICMP, IP, RIP, OSPF, EIGRP. 

Layer 2 (Data Link)
Erat kaitannya dengan pengalamatan fisik atau lebih dikenal dengan istilah physical addressing. Protokol data unit di layer ini disebut Frame. Mudahnya layer Data link mengatur pengalamatan perangkat keras (MAC Address), dan menentukan bagaimana perangkat switch dan bridge dapat bekerja. Contoh protokol yang bekerja pada layer ini adalah VLAN.

Layer 1 (Physical)
Bertanggung jawab pada transmisi level bit (0 1 flashes) antara node jaringan. Pada layer ini selalu berhubungan dengan hardware jaringan contoh seperti NIC, Kabel UTP, FO. Bertugas untuk mengubah data mentah menjadi sinyal-sinyal listrik. Data bit (protokol data unit pada layer physical) dikirim menjadi 1 dan 0 yang berupa tegangan listrik. Perangkat yang bekerja pada layer ini adalah HUB, karena hub sifatnya selalu broadcast. 

Nah, itulah 7 layer OSI yang bisa mimin jelaskan hari ini, semoga apa yang telah disampaikan bisa bermanfaat ya, akhiru salam, selamat jumpa pada postingan berikutnya ....

Senin, Juni 19, 2017

Cara Membuat Hak Akses User Biasa Menjadi Root di Linux

Cara Membuat Hak Akses User Biasa Menjadi Root di Linux


Selamat malam temen-temen, postingan pertama di bulan ramadhan nih, hehehe. Mimin baru sempet aja nih, oiya kita hari ini akan bahas membahas mengenai Linux, yups kita akan sedikit terntang Linux lagi. Pastinya temen-temen disini sudah mengenal Linux kan? Yups, sistem operasi open source yang sedang naik daun, bahkan saat ini mayoritas server di dunia menggunakan Linux lho.

Kembali ke topik awal kita, kali ini kita akan membuat hak user biasa, misal kita membuat user hardiyan, nah gmana caranya agar hardiyan ini bisa akses dan edit file file yang seharusnya hanya bisa dilakukan oleh root. Caranya simpel kok, mau tahu? beneran? hahahaha seriusan?

Cara Membuat Hak Akses User Biasa Menjadi Root di Linux

Pada praktek kali ini kita akan menggunakan Virtualbox. Sistem operasi linux yang saya gunakan adalah Ubuntu Server Linux (bebas sih, mau debian/centos juga boleh).

1. Nyalakan Ubuntu Server, login kemudian buat user baru, misal kali ini kita membuat user hardiyan.

Nyalakan Ubuntu Server, login kemudian buat user baru, misal kali ini kita membuat user hardiyan.

2. Kemudian exit, dan login menggunakan user hardiyan.

Kemudian exit, dan login menggunakan user hardiyan.

Ketika saya mengetikan sudo su, maka muncul masalah, sebab user hardiyan bukan merupakan root.
Ketika saya mengetikan sudo su, maka muncul masalah, sebab user hardiyan bukan merupakan root

3. Solusinya adalah edit file /etc/sudoers, sebelumnya logout dan login menggunakan user sebelumnya. Tambahkan script seperti dibawah ini.

Solusinya adalah edit file /etc/sudoers, sebelumnya logout dan login menggunakan user sebelumnya.

Simpan dengan menggunakan ctrl+o, enter, kemudian ctrl+x. Lalu kita coba kembali sudo su.

Simpan dengan menggunakan ctrl+o, enter, kemudian ctrl+x. Lalu kita coba kembali sudo su.

Oke temen-temen, sekian postingan mimin kali ini tentang "Cara Membuat Hak Akses User Biasa Menjadi Root di Linux". Semoga bisa bermanfaat ya, akhir kata sampai jumpa dipostingan berikutnya ...